PAK yang menerapkan Kepemimpinan Altruis dalam Masyarakat Multikultural
0
1. Menerapkan Gaya Kepemimpinan Altruis Kristen yaitu memimpin dalam Kasih
Kepemimpinan Altruis Kristen didasarkan pada karakter kasih. Karakter kasih berdasarkan ajaran Paulus dalam I Korintus 13:4 ditandai dengan beberapa karakter, yakni sabar, murah hati,tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersukacita karena ketidak adilan, menutupi segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, bersukacita karena kebenaran, sabar menanggung segala sesuatu. Inilah karakter kasih yang mesti ada dalam sebuah kepemimpinan altruis Kristen.
Kasih adalah karakter Allah atau sifat Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Berdasarkan kasih inilah Allah Tritunggal bertindak untuk isi dunia. Kasih Allah tritunggal itu kemudian diimplementasikan dalam kehidupan orang yang percaya sehingga orang Kristen, khususnya pemimpin Kristen mampu melaksanakan kepemimpinan alturis terhadap umat yang digembalakan berdasarkan kasih Allah Tritunggal. Bila pemimpin yang melaksanakan kepemimpinan altruis Kristen percaya dan hidup dalam kasih maka seorang pemimpin alturis Kristen meneruskan siafat-sifat atau karakter kasih Allah Tritunggal dalam dirinya. Memang harus diakui bahwa tema inti dalam 1 Korintus 13 adalah kasih.
Kasih sebagaimana yang dipaparkan di atas merupakan natur kasih Kristiani. Kasih Kristiani merujuk pada kasih Allah, Yesus Kristus dan Roh Kudus. Altruis Allah yakni menciptakan segala yang ada dalam alam semesta, tersedia dan dinikmati oleh orang percaya maupun yang tidak percaya, Allah menerbitkan matahari, hujan bagi orang baik maupun jahat. Altruis Yesus adalah selalu kekaryaan-Nya mengutamakan manusia, Ia rela berkorban nyawa-Nya bagi keselamatan manusia. Yesus menyatakan bahwa kasih merupakan yang terutama dalam sikap orang-orang percaya terhadap Allah dan sesama (Mat. 22:34-40; Mrk. 1:28-34; Luk. 10:25-28). Dalam suratnya yang lain, Paulus menyebut kasih sebagai buah Roh (Gal. 5:22). Itulah sebabnya,
Paulus membicarakan sifat kasih bukan sekadar sebagai sebuah konsep abstrak, melainkan sebagai tindakan. Ini berarti kepemimpinan dalam arti tindakan mesti menerapkan tindakan kasih. Penekanan itu dapat diamati dalam I Korintus 14:4-7. Paulus tidak berbicara mengenai “kasih yang tersembunyi” (bnd. Ams. 27:5), tetapi kasih yang kelihatan dalam tindakan nyata. Berdasarkan pemahaman ini maka kepemimpinan Kasih dapat dipilih sebagai gaya utama dan pertama yang menjiwai dan memberi semangat kepemimpinan altruis Kristen. Dapat dikatakan bahwa kepemimpinan kasih adalah roh (semangat) dari kepemimpinan altruis Kristen.
Makna kata dalam I Korintus 13:7 yaitu “melindungi atau merahasiakan atau menyimpan” menutup sesuatu dengan cara mendiamkannya; menjaga rahasia, menyembunyikan”, menutupi dengan cara membuangnya sama sekali [sesuatu yang berbahaya]”. Juga dapat diartikan “bertekun [menanggung sesuatu]”. BIS-LAI mengikuti arti ini: “tahan menghadapi segala sesuatu”. Apakah Paulus bermaksud dalam arti “melindungi”/“menutupi”/“merahasiakan” atau dalam arti “bertekun”/“tahan menanggung”?
Jadi dalam I Korintus 13:4-7 ada kata positif dan negative. Ada kata-kata positif yang merujuk pada kasih yang harus ditampilkan dalam sifat-sifat kehidupan seorang Kristen tetapi ada pula sifat-sifat yang bukan kasih, bagian ini Nampak dalam I Korintus 13:5-6a. Kata kerja yang dipakai yaitu kata “tidak”.
Karakter kasih dengan indikator yaitu sabar adalah secara pasif menyabari orang, murah hati yaitu secara aktif suka memberi dan suka menolong. Sesudah itu ada delapan sifat atau karakter negatif mengikutinya. Kasih tidak cemburu akan keberuntungan atau karunia-karunia orang lain. Tidak sombong, suka memegahkan diri dengan suka pamer, mencari tepukan tangan. Kasih tidak melakukan yang tidak sopan yaitu tidak mengisi dirinya sendiri dengan khayalan kosong atau membuat muka marah. Kasih tidak mencari keuntungan diri artinya menyangkal dirinya sendiri. Tidak pemarah artinya muda tersinggung, siap menyerang. Tidak menyimpan kesalah orang lain artinya tidaj menghitung hal-ahl yang jahat, atau tidak membuat daftar tentang apa yang salah, dan dengan demikian tidak menyimpan hal-hal yang jahat. Kasih tidak dapat bersukacita dalam kesempatan untuk mencela ketidakadilan atau tidak dapat turut girang dengan keberhasilan orang-orang yang melanggar, tetapi ikut gembira dalam kebenaran. Secara positif kasih menutupi atau menahan segala sesuatu. Kasih menganggap orang lain punya maksud baik, atau tidak pernah kehilangan kepercayaan. Kasih mengharapkan, bukan dengan optimisme yang tidak masuk akal, melainkan dalam menantikan kemenangan yang terakhir karena anugerah Allah. Kasih sabar menanggung dalam arti yang aktif secara positif. Kasih tidak berkesudahan artinya tidak pernah bangkrut, ia bertahan hingga kekal.
Kepemimpinan Marthin Luther King. Dalam kepemimpinannya untuk membebaskan kaum Negro (kulit hitam) dari diskriminasi bangsa kulit putih Amerika pada beberapa tahun yang lampau, memimpin berdasarkan kasih Yesus Kristus. Kepemimpinan Ibu Teresa. Pembawa kasih di perkampungan kumuh. Sebuah kepemimpinan altruis yang didasarkan pada kasih. Boleh dikatakan, Ibu Teresa melaksanakan kepemimpinan kasih di perkampungan kumuh di Kalkuta, India. Kasihlah yang mendorong kepemimpinan altruis Ibu Teresa dalam merawat orang-orang kumuh di Kalkuta.