Pendekatan PAK Dalam Masyarakat Multikultural
0
Saya telah menemukan 8 model pendekatan terhadap Pluralisme Agama, namun yang perlu didiskusikan hari ini adalah Pendekatan PAK Teosentris (Pendekatan Teosentris), Pendekatan PAK Kristosentris (Pendekatan Teosentris), dan Pendekatan PAK Dialogis (Pendekatan Dialog).
Perlu dipahami bahwa istilah PAK ditengah kata Pendekatan dan Teosentris dan seterusnya adalah tambahan dari saya (Yonas Muanley). Lengkapnya seperti ini: “Pendekatan PAK Teosentris, Pendekatan PAK Kristosentris, Pendekatan PAK Dialogis. Dalam buku Daniel Stefanus, mahasiswa tidak akan menemukan istilah Pendekatan PAK Teosentris, Kristosentris, dan Dialogis. Istilah yang ada dalam buku itu adalah “Pendekatan Teosentris, Pendekatan Kristosentris, Pendekatan Dialogis.
Pokok Diskusi
1. Pendekatan PAK Teosentris (Pendekatan Teosentris: Diskusi Kelompok I)
2. Pendekatan PAK Kristosentris (Pendekatan Kristosentris: Diskusi Kelompok II)
3. Pendekatan PAK Pneumatosentris
4. Pendekatan PAK Dialogis (Pendekatan Dialog: Diskusi Kelompok III):
5. Pendekatan PAK Religiosentris/Pendekatan PAK Penggantian/Hanya Satu Agama yang benar, yg lain salah
6. Pendekatan PAK FullSentris (Banyak Agama)/Penerimaan/PAK yang mengakui semua agama benar/PAK “Biarlah Begitu” (Banyak Agama, Banyak Keselamatan)/PAK Ragam Soteriosentris/PAK yang diperkaya oleh yang lain (Pendekatan Penerimaan)/PAK pendekatan “yang banyak memperkaya yang satu”.
7. Pendekatan PAK “Terus Berpikir Medalam”/PAK yg tidak lelah berpikir mendalam/PAK yg tidak malas berpikir mendalam terhadap Pluralisme Agama.
8. Pendekatan PAK yang mendorong umat beragama lain menjadi “umat yang baik”
Pendekatan Dialogis
Menurut KBBI, Dialogis berarti bersifat terbuka dan komunikatif.
Pendekatan dialogis merupakan proses pendekatan antara dua paham atau lebih dengan cara komunikasi secara terbuka.
2. Dasar Pendekatan Dialogis
Kata dialogis tdak ditemukan dalam Alkitab, namun pendekatan dialogis merupakan salah satu cara pendekatan yang Yesus lakukan dalam pelayanannya (percakapan dengan Nikodemus, perempuan Samaria, Perwira Romawi dan para murid).
Setiap orang bisa memiliki prinsip kebenaran sehingga melalui dialog kita bisa mengetahui sejauh mana pandangan seseorang akan kebenaran dan bagaimana mengkomunikasikan kebenaran yang sesungguhnya dimulai dari prinsip kebenaran orang lain.
3. Pentingnya pendekatan Dialogis
Cara dialog dan bukan “paksaan teologis” merupakan tuntutan bagi orang-orang Kristen dalam dunia yang pluralistic dewasa ini.jadi dengan adanya pendekatan dialogis ini maka dapat mempermudah orang Kristen menjalin hubungan social seara individual dengan agama-agama lainnya atau semua orang. Sambil menawarkan kabar gembira tentang keselamatan.
- Dengan pendekatan dialogis, maka kita bisa mengetahui ajaran/paham orang lain.
- Dialog antaragama bisa menjadi hubungan yang saling menyuburkan.
4. Kelemahan Pendekatan Dialogis
- Cenderung terjadi perdebatan ketika berdialog dengan mereka yang beragama lain sehingga berujung pada konflik dan pertikaian.
- Bagi orang Kristen yang berdialog, jika pengetahuan kekristenan (doktrin) kurang mendalam dapat menciptakan doktrin-doktrin atau ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran kebenaran Firman Tuhan.
- Pembahasan tentang Kebenaran secara umum dan kurang bisa menekankan tentang Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat sebagai Kebenarana Sejati.
Jadi, Pendekatan Dialogis merupakan suatu prinsip pendekatan yang sangat baik dalam hal menceritakan kebenaran dengan orang yang memiliki keyakinan tertentu. Melalui pendekatan dialogis maka kita bisa mendapat kesempatan yang lebih luas dalam menceritakan kebenaran dan juga kesempatan untuk mendengarkan kebenaran menurut pandangan yang lain.
- Dalam pendekatan dialogis perlu memperhatikan dasar kepercayaan kekristenan yang kuat sehingga tidak lemah dan mudah terombang-ambing oleh ajaran atau paham yang lain.
- Pendekatan dialogis harus dilakukan dengan prinsip kasih. Dalam arti tidak langsung menghakimi orang lain melainkan dengan sabar menuntun orang itu kepada Kebenaran yang sesungguhnya dengan memanfaatkan paham mereka sebagai ‘pintu masuk’.
- Perlu mengenal dengan baik dengan siapa kita berdialog sehingga jika dialog menemui perbedaan pendapat yang cukup signifikan, para pelaku dialog bisa menyikapinya dengan bijak sehinga menghindari hal-hal yang berlawanan dengan hukum.